Tuesday, June 3, 2014

BAHASA RUPA ANAK DAN PENDAHULU, PRIMADI TABRANI

Bahasa Rupa tidak bersifat universal. Teori bahasa rupa Primadi tabrani membahas tentang bahasa rupa yang berasal dari barat dengan sistem NPM (natural, prespektif, momen opname) nya dengan bahasa rupa tradisi dengan sistem RWD (ruang, waktu, datar), serta penggalian kembali terhadap bahasa rupa RWD dan gambar geometris tradisional atau  representatif. Gambar representatif memiliki unsur-unsur diantaranya: deskriptif, ekspresif, stilasi, estetis, simbolis, dan bahasa rupa.
Dalam bahasa rupa, ada istilah-istilah yang digunakan antara lain: wimba, isi wimba, cara wimba, tata ungkapan dalam dan tata ungkapan luar. Imaji disebut sebagai wimba. Isi wimba adalah obyek yang digambar. Cara wimba adalah cara obyek digambar. Tata ungkapan dalam merupakan cara menyusun berbagai isi wimba dan cara wimbanya agar gambar tunggal dapat bercerita. Sedangkan tata ungkapan luar merupakan rangkaian gambar tunggal yang satu dengan yang berikut hingga rangkaian gambar bisa bercerita.
Gambar dengan sistem RWD menggambar dari aneka arah, aneka jarak dan aneka waktu. Yang digambar menjadi sekuen yang bisa terdiri dari sejumlah adegan dan objek-objek bergerak dalam sistem ruang dan waktu. Media yang bisa bercerita adalah media bermantra waktu: musik, drama, tari, sastra. Karena sistem RWD memiliki mantra waktu, maka ia juga bisa bercerita dengan memanfaatkan cara wimba dan tata ungkapannya, bukan keindahannya (yang digarap oleh rusuk estetis) RWD dengan bahasa rupanya memang lebih mementingkan pesannya, ceritanya dan komunikasinya.
Ilustrasi ruang pada RWD memang tidak sekongkrit NPM, juga berkesan datar. Namun sebagai gantinya ada lapisan-lapisan latar yang tiap latar memiliki ruang dan waktu yang berbeda. Sistem RWD yang diketahui setua prasejarah mendapatkan pembenaran dari Fisika Modern, khurusnya teori Relativitas Einstein yang secara populer berbunyi: Waktu dan ruang merupakan dua bersaudara yang tak terpisahkan. Tiap objek di alam memiliki ruang dan waktu sendiri-sendiri yang tidak persis sasma satu dengan yang lain, namun objek-objek itu bisa bersama-sama berada dalam satu tema. Hal itu berarti bidang datar bukanlah dua dimensi, tapi memiliki mantra waktu sebagai dimensi ketiga dan disebut sebagai Ruang-Waktu-Datar. Suatu benda di alam bukanlah tiga dimensi, tapi memiliki mantra waktu sebagai dimensi keempat dan disebut Ruang-Waktu-Lengkung.
Bahasa rupa gambar prasejarah, primitif dan anak sangat dekat satu dengan yang lain, hingga disebut dengan bahasa rupa pendahulu. Bahasa rupa tradisi mengembangkan bahasa rupa pendahulu tersebut sesuai latar belakang budaya masing-masing, dan sebagai peralihan dari bahasa rupa gambar pendahulu dengan bahasa rupa modern. Hal ini sesuai dengan teori biogenetik yang menyebut bahwa masa tumbuh kembang anak (ontologi) merangkum dengan percepatan masa-masa permulaan umat manusia (philogeni) prasejarah; sedangkan masa pertumbuhan selanjutnya akan terpengaruh latar belakang budaya suku bangsa masing-masing sehingga jadi berbeda.
Hal yang menarik pada studi bahasa rupa bukanlah suku apa menggambar apa untuk obyek yang sama, tapi lebih kepada cara  penggambarannya.
Pada teori bahasa rupa Primadi Tabrani, telah ditemukan cara-cara bahasa rupa Borobudur sistem Ruang-Waktu-Datar dengan tabel sebagai berikut.

NO
CATATAN
GAMBAR
MAKNA
1
DATA OBYEK
-          Bergerak

-          Gerak berulang
-          Penting
-          Dikenali
-          Dalam ruang

-       Bentuk dinamis dan blabar ekspresif
-       Imaji jamak
-       Sedikit diperbesar
-       Tampak karakteristik
-       Sinar - X

-       Sedang bergerak

Penting diketahui dalam cerita
2
CARA LIHAT
-          Pradaksina
-          Tiap panil

-          Pergi

-          Tuan rumah
-          Tamu
-          Jagongan


-          Memusat

-    Urutan panil kanan – kiri
-    Yang kanan terjadi lebih dulu, lalu ke kiri, dan seterusnya
-    Dari kanan ke kiri, menghadap ke kiri
-    Di belahan kanan
-    Di belahan kiri
-    Tokoh utama tuan rumah/tamu ditengah, tuan rumah dikanan, tamu dikiri
-    Tokoh utama di tengah

Bahasa rupa ini bermaksud agar gambar dapat dibaca-.
Sungguhpun tanpa sastra/teks
-   Gambar prasejarah
-   Gambar primitif
-   Gambar anak
-   Relief candi
3
SEKUEN
-          Adegan – film
-          Latar – film




-          Di tiap latar

-          Dipadukan
TANPA KISI-KISI
-       Beberapa adegan film
-       Beberapa latar film
-       Latar belakang terjadi lebih dulu, (latar depan dianggap belum ada), latar depan terjadi kemudian.
-       Obyek/tokoh bisa digambar lebih dari satu
-       Dengan hitech dismix
Bahasa rupa ini agar gambar mampu bercerita tentang banyak kejadian dalam rentang waktu, pindah tempat, dan sebagainya
4
A NATURALIS
-          Urat dan mimik
-          Identifikasi
-          Kepala – kaki

DI STILIR
-       Tidak ditampakan
-       melalui atribut dan ciri-ciri
-       gesture dan ruang
Bahasa rupa Borobudur berbicara dengan gesture dan kesan ruang
5
A PERSPEKTIF
-          Digeser
-          Aneka sudut
-          Aneka jarak
CANDERA+CERITA
-       Semua keliatan
-       Tampak samping/muka
-       Yang penting diperbesar
Hingga bisa diceritakan
Bukan hanya mencandera, tapi bercerita dengan apa yang digambar
6
A MOMEN OPNAME
Berdimensi waktu
Aneka arah/jarak/waktu

1 comment: