Dalam bahasa rupa, ada
istilah-istilah yang digunakan antara lain: wimba, isi wimba, cara wimba, tata
ungkapan dalam dan tata ungkapan luar. Imaji disebut sebagai wimba. Isi wimba
adalah obyek yang digambar. Cara wimba adalah cara obyek digambar. Tata
ungkapan dalam merupakan cara menyusun berbagai isi wimba dan cara wimbanya
agar gambar tunggal dapat bercerita. Sedangkan tata ungkapan luar merupakan
rangkaian gambar tunggal yang satu dengan yang berikut hingga rangkaian gambar
bisa bercerita.
Gambar dengan sistem
RWD menggambar dari aneka arah, aneka jarak dan aneka waktu. Yang digambar
menjadi sekuen yang bisa terdiri dari sejumlah adegan dan objek-objek bergerak
dalam sistem ruang dan waktu. Media yang bisa bercerita adalah media bermantra
waktu: musik, drama, tari, sastra. Karena sistem RWD memiliki mantra waktu,
maka ia juga bisa bercerita dengan memanfaatkan cara wimba dan tata
ungkapannya, bukan keindahannya (yang digarap oleh rusuk estetis) RWD dengan bahasa rupanya memang lebih
mementingkan pesannya, ceritanya dan komunikasinya.
Ilustrasi ruang pada
RWD memang tidak sekongkrit NPM, juga berkesan datar. Namun sebagai gantinya
ada lapisan-lapisan latar yang tiap latar memiliki ruang dan waktu yang
berbeda. Sistem RWD yang diketahui setua prasejarah mendapatkan pembenaran dari
Fisika Modern, khurusnya teori Relativitas Einstein yang secara populer
berbunyi: Waktu dan ruang merupakan dua
bersaudara yang tak terpisahkan. Tiap objek di alam memiliki ruang dan waktu
sendiri-sendiri yang tidak persis sasma satu dengan yang lain, namun objek-objek
itu bisa bersama-sama berada dalam satu tema. Hal itu berarti bidang datar
bukanlah dua dimensi, tapi memiliki mantra waktu sebagai dimensi ketiga dan
disebut sebagai Ruang-Waktu-Datar. Suatu benda di alam bukanlah tiga dimensi,
tapi memiliki mantra waktu sebagai dimensi keempat dan disebut
Ruang-Waktu-Lengkung.
Bahasa rupa gambar prasejarah, primitif dan anak sangat dekat satu dengan
yang lain, hingga disebut dengan bahasa rupa pendahulu. Bahasa rupa tradisi
mengembangkan bahasa rupa pendahulu tersebut sesuai latar belakang budaya
masing-masing, dan sebagai peralihan dari bahasa rupa gambar pendahulu dengan
bahasa rupa modern. Hal ini sesuai dengan teori biogenetik yang menyebut bahwa
masa tumbuh kembang anak (ontologi) merangkum dengan percepatan masa-masa
permulaan umat manusia (philogeni) prasejarah; sedangkan masa pertumbuhan
selanjutnya akan terpengaruh latar belakang budaya suku bangsa masing-masing
sehingga jadi berbeda.
Hal yang menarik pada studi bahasa rupa bukanlah suku apa menggambar apa untuk
obyek yang sama, tapi lebih kepada cara
penggambarannya.
Pada teori bahasa rupa
Primadi Tabrani, telah ditemukan cara-cara bahasa rupa Borobudur sistem
Ruang-Waktu-Datar dengan tabel sebagai berikut.
NO
|
CATATAN
|
GAMBAR
|
MAKNA
|
1
|
DATA OBYEK
-
Bergerak
-
Gerak
berulang
-
Penting
-
Dikenali
-
Dalam ruang
|
-
Bentuk
dinamis dan blabar ekspresif
-
Imaji jamak
-
Sedikit
diperbesar
-
Tampak
karakteristik
-
Sinar - X
|
-
Sedang
bergerak
Penting diketahui dalam cerita
|
2
|
CARA LIHAT
-
Pradaksina
-
Tiap panil
-
Pergi
-
Tuan rumah
-
Tamu
-
Jagongan
-
Memusat
|
- Urutan panil kanan – kiri
- Yang kanan terjadi lebih dulu, lalu ke kiri, dan
seterusnya
- Dari kanan ke kiri, menghadap ke kiri
- Di belahan kanan
- Di belahan kiri
- Tokoh utama tuan rumah/tamu ditengah, tuan rumah
dikanan, tamu dikiri
- Tokoh utama di tengah
|
Bahasa rupa ini bermaksud agar gambar dapat dibaca-.
Sungguhpun tanpa sastra/teks
- Gambar prasejarah
- Gambar primitif
- Gambar anak
- Relief candi
|
3
|
SEKUEN
-
Adegan –
film
-
Latar – film
-
Di tiap
latar
-
Dipadukan
|
TANPA KISI-KISI
-
Beberapa
adegan film
-
Beberapa
latar film
-
Latar
belakang terjadi lebih dulu, (latar depan dianggap belum ada), latar depan
terjadi kemudian.
-
Obyek/tokoh
bisa digambar lebih dari satu
-
Dengan
hitech dismix
|
Bahasa rupa ini agar gambar mampu bercerita tentang
banyak kejadian dalam rentang waktu, pindah tempat, dan sebagainya
|
4
|
A NATURALIS
-
Urat dan
mimik
-
Identifikasi
-
Kepala –
kaki
|
DI STILIR
-
Tidak
ditampakan
-
melalui
atribut dan ciri-ciri
-
gesture dan
ruang
|
Bahasa rupa Borobudur berbicara dengan gesture dan
kesan ruang
|
5
|
A PERSPEKTIF
-
Digeser
-
Aneka sudut
-
Aneka jarak
|
CANDERA+CERITA
-
Semua
keliatan
-
Tampak
samping/muka
-
Yang penting
diperbesar
|
Hingga bisa diceritakan
Bukan hanya mencandera, tapi bercerita dengan apa
yang digambar
|
6
|
A MOMEN OPNAME
|
Berdimensi waktu
|
Aneka arah/jarak/waktu
|